Saturday, May 18, 2013

Di Tengah Pelarian

Dalam benar itu, aku saksi sendiri kata yang menyerupai kepalsuan..
Sama angin yang lalu tak terasa..
Cuma hujungnya  diusap oleh kedinginan.

Mungkin..
Terik perih kejeritan itu bisa pantulkan..
Perbandingan antara maujudnya kesunyian..
Dan mata mata makin layu.

"haruskah dibayar pampasan di hari begini?"
Terus aku kayuh nafas cemas agar ketemu..
Mana lagi lemas didalam ini.

Bisakah aku melihat dari mata yang lain?
Sebagaimana aku melihat dari mata itu..
Kepenuhan debar kepenuhan resah.

Sedikit saja aku luah pada nisan bertanda itu..
Dibalasnya, angin yang mengucup pilu ku..
Seolah tahu benar..
Dan rumput bergeseran sama perasaan, saat juga berlalu.

Lalu mau saja aku peluk..
Tubuhku saja yang menolak, bukan hati..
Ah.. biarkan ia melewati sampai ke malam penuh bintang..
Sambil merasa rasa apa yang aku butakan.


No comments:

Post a Comment