Kehadapan kekasihku
Saat kau bacakan surat ini, aku
sudah pergi menemukan diriku, untuk membetulkan masa masa lalu dan yang lepas
lepas.
Sudah aku fikir tentang ini,
tentang segala yang jadi antara kita.
Dari mula kita kenal sampai habis
kita kenal, tak pernah aku fikir yang cinta bukan hanya perlu jasad dan
perasaan tapi ia memerlukan takdir. Takdir yang tidak akan diubah, dan janji
hanya boleh dibawa sampai ke mati.
Saat ini aku merasa kehilangan,
bukanlah dari diri aku, ia dari diri mu. Aku fikir biarlah tubuh ini gigil dan
terpapah agar semua akan jadi beban untuk rindu yang terlalu meminta untuk
dilepaskan.
Kekasihku
Aku sangat terkesan dengan ini
kerana ini bukanlah hukuman atas kekecewaan, inilah sisa sisa yang dileburkan
untuk kamu. Semua yang dibincangkan, disoal telah jadi satu yang harus
dilupakan. Janji mu adalah janji ku, dan inilah janji aku yang tak dapat aku
penuhkan.
Jadi biarlah ia pergi seperti
madah madah lama, dan yang tidak lagi akan punya nyawa. Dengan surat ini, aku
luaskan pandang dan rasa yang tidak dapat aku tengahkan. Keputusan ini adalah
dari tuhan, dan tuhan selalu tahu.
Kekasihku
Segala ini akan hilang, dan ia
akan menusuk ke jantung minda. Biarlah ia direlakan, masa akan terus berjalan
kita akan dibiasakan, seperti semalam yang tak akan boleh diulangkan. Tutuplah
ronta mu, dan kalau diberi tuhan, kita akan bicara sekali lagi.
Biarlah ini dimatikan dalam sajak
sajak aku dan sungguh, kitalah bahagia yang tercelaka.
No comments:
Post a Comment