Tuesday, November 22, 2016

Biru

Angan angan terus terdera, sehingga di tusuk mimpi
adanya suara dari hujung jalan
ia terlempar di tengah kelat, ia kehancuran
sampai kita menemukan hujungnya
masih kita berjalan dengan tempang
menempuh lorong membiru
kadang ada cahaya, kadangnya hilang kekabusan

gelap ini masih hidup
menggeluti menolak henti
dan ruang masih menghimpit
pada tembok tembok silam
aku raut wajah mu, tidak untuk apa apa

Tuhan begitu baik, membenarkan kita bermimpi

No comments:

Post a Comment